soal fiqih kelas 3 mi semester 1

## Pengertian Ibadah, Macam Ibadah, dan Rukun Ibadah### Pengertian IbadahIbadah adalah segala bentuk pengabdian dan ketundukan kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ibadah dilakukan semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah SWT dan bukan karena ingin dipuji atau dihormati oleh manusia.Ibadah memiliki beberapa unsur pokok, yaitu:- **Ikhlas:** Dilakukan dengan tulus hati hanya karena Allah SWT, tanpa mengharapkan imbalan atau pengakuan dari orang lain.- **Ittiba’ (Mengikuti):** Dilakukan sesuai dengan tuntunan dan ajaran Rasulullah SAW, baik dalam hal bentuk maupun tata caranya.- **Innobah (Kembali):** Dilakukan dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bertujuan untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.### Macam Ibadah dan ContohnyaIbadah dalam Islam terbagi menjadi dua macam utama, yaitu:- **Ibadah Mahdhah:** Ibadah yang bentuk dan tata caranya telah ditetapkan secara jelas dalam ajaran Islam, seperti salat, puasa, zakat, dan haji.- **Ibadah Ghairu Mahdhah:** Ibadah yang bentuk dan tata caranya tidak ditentukan secara khusus, namun tetap diniatkan untuk mendapatkan ridha Allah SWT, seperti belajar, bekerja, dan berbuat baik kepada orang lain.Beberapa contoh macam ibadah adalah:- **Ibadah badan:** Salat, puasa, haji, umrah, wudu, mandi junub, dan tayamum.- **Ibadah harta:** Zakat, infak, sedekah, dan wakaf.- **Ibadah hati:** Beriman kepada Allah SWT dan rasul-Nya, bertakwa, ikhlas, sabar, syukur, dan bertawakal.- **Ibadah lisan:** Membaca Al-Qur’an, berzikir, berdoa, dan bershalawat.- **Ibadah sosial:** amar ma’ruf nahi munkar, membantu orang lain, dan berakhlak mulia.### Rukun IbadahSetiap ibadah dalam Islam memiliki rukun-rukun tertentu yang harus dipenuhi agar ibadah tersebut dianggap sah. Jika salah satu rukun ibadah tidak dipenuhi, maka ibadah tersebut tidak dapat diterima.Rukun ibadah yang umum meliputi:- **Niat:** Dilakukan dengan hati yang tulus semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah SWT.- **Syarat:** Memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan untuk masing-masing ibadah, seperti suci dari hadas, menghadap kiblat, dan sebagainya.- **Rukun:** Melaksanakan tata cara ibadah sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.- **Sunnah:** Menjalankan hal-hal tambahan yang dianjurkan dalam ibadah tersebut, meskipun tidak wajib.

Thaharah

Thaharah adalah proses pensucian diri dari hadas dan najis. Dalam Islam, thaharah merupakan syarat wajib untuk melaksanakan ibadah, seperti salat, tawaf, dan membaca Al-Qur’an. Ada tiga jenis thaharah, yaitu:

Jenis-jenis Thaharah

Thaharah dari Hadas

Hadas adalah suatu keadaan yang menyebabkan seseorang tidak sah melakukan ibadah tertentu. Ada dua jenis hadas, yaitu hadas besar dan hadas kecil. Hadas besar harus disucikan dengan mandi besar (ghusl), sedangkan hadas kecil dapat disucikan dengan berwudhu atau tayammum.

Hadas Besar

Hadas besar terjadi karena beberapa sebab, antara lain:

  1. Keluarnya mani (sperma)
  2. Bersetubuh
  3. Haid (menstruasi pada wanita)
  4. Nifas (darah setelah melahirkan pada wanita)
  5. Meninggal dunia

Untuk menyucikan hadas besar, seseorang harus mandi besar (ghusl). Tata cara mandi besar adalah sebagai berikut:

  1. Niat dalam hati untuk mandi besar
  2. Membasuh kedua telapak tangan
  3. Berwudhu seperti wudhu untuk salat
  4. Membasuh kepala hingga ke pangkal rambut tiga kali
  5. Membasuh seluruh tubuh hingga meliputi seluruh kulit
  6. Menggosok-gosok bagian tubuh yang sulit dibersihkan
  7. Mengguyur air ke seluruh tubuh
  8. Menyempurnakan mandi dengan membasuh kaki

Hadas Kecil

Hadas kecil terjadi karena beberapa sebab, antara lain:

  1. Keluarnya angin dari dubur
  2. Buang air kecil (kencing)
  3. Buang air besar (BAB)
  4. Tidur lelap hingga mendengkur
  5. Hilangnya akal karena gila atau mabuk

Untuk menyucikan hadas kecil, seseorang dapat berwudhu atau tayammum. Berwudhu dilakukan dengan membasuh beberapa anggota tubuh dengan air yang suci, sedangkan tayammum dilakukan dengan mengusap debu yang suci ke wajah dan kedua tangan.

Thaharah dari Najis

Najis adalah segala sesuatu yang kotor dan menjijikkan. Ada tiga jenis najis, yaitu najis ringan (khafifah), najis sedang (mutawassithah), dan najis berat (syadidah). Najis ringan dapat disucikan dengan air saja, najis sedang dapat disucikan dengan air dan tanah, sedangkan najis berat harus disucikan dengan cara tertentu, seperti membakar atau menghilangkan najis tersebut.

Thaharah dari Najis dan Hadas

Thaharah dari najis dan hadas dilakukan dengan cara menyucikan terlebih dahulu najis yang menempel pada tubuh atau pakaian, kemudian menyucikan hadas dengan berwudhu atau mandi besar.

Shalat

Syarat Sah Shalat

Agar shalat yang dilakukan menjadi sah, maka harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut terbagi menjadi dua kategori, yaitu:

Syarat Wajib

Syarat wajib adalah syarat yang harus dipenuhi agar shalat menjadi sah. Jika salah satu syarat wajib tidak terpenuhi, maka shalat tersebut tidak sah. Syarat wajib shalat antara lain:

  1. Suci dari hadas kecil dan besar.
  2. Suci pakaian, tempat, dan badan dari najis.
  3. Menghadap kiblat.
  4. Niat.
  5. Membaca surah Al-Fatihah.
  6. Ruku dan sujud.

Syarat Sah

Syarat sah adalah syarat yang harus dipenuhi agar shalat menjadi sah, tetapi jika salah satu syarat sah tidak terpenuhi, maka shalat tersebut tidak batal. Syarat sah shalat antara lain:

  1. Berdiri bagi yang mampu.
  2. Tertib dalam mengerjakan rukun shalat.
  3. Menutup aurat.
  4. Bagi laki-laki, memakai sarung atau kain penutup bagian bawah badan (izar).
  5. Bagi wanita, memakai jilbab dan baju yang menutup seluruh badan kecuali wajah dan tangan.
  6. Dilakukan pada waktunya.
  7. Mengetahui masuknya waktu shalat.
  8. Tidak dalam keadaan lupa atau tidak sadar.

Sunah Shalat

Sunah shalat adalah amalan yang dianjurkan untuk dilakukan dalam shalat. Sunah shalat dapat menambah pahala dan melengkapi kesempurnaan shalat. Sunah shalat antara lain:

  1. Mengangkat tangan saat takbiratul ihram.
  2. Membaca doa iftitah.
  3. Membaca tahiyat awal dan tahiyat akhir.
  4. Membaca salawat Nabi.
  5. Membaca doa-doa setelah shalat.
  6. Mengucapkan salam.
  7. Mengheningkan cipta dan khusyuk dalam shalat.

## Puasa### Hukum Puasa bagi Muslim

Puasa dalam Islam hukumnya **fardhu ‘ain** (wajib bagi setiap individu muslim) yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Kewajiban ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183:

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

### Syarat Wajib PuasaPuasa wajib bagi seorang muslim yang telah memenuhi syarat-syarat berikut:

  1. **Islam:** Orang tersebut harus beragama Islam.
  2. **Baligh:** Orang tersebut sudah mencapai usia akil baligh.
  3. **Berakal:** Orang tersebut tidak mengalami gangguan jiwa atau intelektual.
  4. **Mampu:** Orang tersebut mampu secara fisik dan mental untuk melaksanakan puasa.

### Hal-Hal yang Membatalkan PuasaAda beberapa hal yang dapat membatalkan puasa, sehingga orang yang melakukannya harus mengulang puasanya pada hari yang lain. Hal-hal tersebut antara lain:#### Makan dan Minum

Makan dan minum dengan sengaja akan membatalkan puasa. Hal ini berlaku untuk semua jenis makanan dan minuman, baik yang halal maupun tidak halal. Namun, memasukkan sesuatu ke dalam mulut tanpa menelannya, seperti obat kumur atau pasta gigi, tidak membatalkan puasa.

#### Muntah dengan Sengaja

Muntah dengan sengaja akan membatalkan puasa. Namun, jika muntah terjadi secara tidak disengaja, seperti karena sakit, maka puasanya tetap sah.

#### Berhubungan Intim

Berhubungan intim antara suami dan istri akan membatalkan puasa. Hal ini berlaku untuk semua jenis hubungan intim, termasuk berciuman dan bersentuhan yang mengarah ke gairah.

#### Mengeluarkan Sperma dengan Sengaja

Mengeluarkan sperma dengan sengaja, seperti melalui masturbasi atau mimpi basah, akan membatalkan puasa. Namun, mengeluarkan sperma secara tidak sengaja, seperti karena suntik atau obat tertentu, tidak membatalkan puasa.

#### Haid atau Nifas

Haid atau nifas bagi wanita akan membatalkan puasa. Puasa wajib diganti pada hari-hari lain setelah masa haid atau nifas selesai.

#### Hilang Akal

Hilang akal karena gangguan jiwa atau mabuk akan membatalkan puasa. Puasa harus diulang pada hari yang lain setelah akal kembali.

#### Murtad

Jika seseorang keluar dari agama Islam (murtad), maka puasanya batal dan tidak perlu diulang.

Selain hal-hal di atas, ada beberapa hal lain yang dapat membatalkan puasa, yaitu:*

Menelan ludah yang bercampur makanan atau minuman

*

Meneteskan obat ke telinga atau hidung dengan sengaja

*

Memakai celak mata yang mengandung bahan makanan

*

Mengisap rokok atau shisha

*

Menerima transfusi darah dengan sengaja

## Zakat### Jenis-jenis ZakatZakat terbagi menjadi dua jenis, yaitu:- **Zakat Maal (Harta):** Zakat yang dikenakan atas harta tertentu setelah mencapai nisab (batas minimal) dan haul (masa kepemilikan). Harta yang dikenakan zakat maal antara lain: – Emas dan perak – Hewan ternak (sapi, kerbau, kambing, dan unta) – Harta perniagaan – Hasil pertanian dan buah-buahan – Harta hasil tambang- **Zakat Fitrah:** Zakat yang diwajibkan kepada setiap Muslim yang mampu, untuk dikeluarkan pada bulan Ramadan sebelum Idul Fitri. Zakat fitrah biasanya berupa bahan makanan pokok seperti beras, gandum, atau kurma.### Syarat Wajib ZakatSeseorang diwajibkan membayar zakat jika memenuhi syarat-syarat berikut:- **Beragama Islam:** Hanya Muslim yang diwajibkan membayar zakat.- **Baligh dan Berakal Sehat:** Anak-anak dan orang yang tidak berakal sehat tidak diwajibkan membayar zakat.- **Merdeka:** Budak tidak diwajibkan membayar zakat.- **Memiliki Harta yang Mencapai Nisab:** Harta yang dimiliki harus mencapai batas minimal tertentu (nisab) yang berbeda-beda tergantung jenis hartanya.- **Harta Milik Sendiri:** Harta yang dikenakan zakat harus milik pribadi dan bukan titipan atau utang.- **Telah Mencukupi Haul:** Harta harus dimiliki selama jangka waktu tertentu (haul) yang berbeda-beda tergantung jenis hartanya.### Golongan yang Berhak Menerima ZakatZakat dapat dibagikan kepada delapan golongan yang berhak menerima, sesuai dengan firman Allah dalam Surat At-Taubah ayat 60:1. **Fakir (Orang Miskin):** Orang yang tidak memiliki harta dan tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.2. **Miskin (Orang yang Kurang Mampu):** Orang yang memiliki harta tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.3. **Amil (Pengelola Zakat):** Orang-orang yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.4. **Mualaf (Orang yang Baru Masuk Islam):** Orang-orang yang baru memeluk agama Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan iman mereka.5. **Riqab (Budak):** Orang-orang yang masih dalam perbudakan dan ingin menebus diri mereka.6. **Gharim (Orang yang Berutang):** Orang-orang yang memiliki utang yang tidak mampu melunasinya.7. **Fisabilillah (Jalan Allah):** Orang-orang yang berjuang di jalan Allah, seperti pejuang, juru dakwah, dan peneliti.8. **Ibnus Sabil (Orang yang Terdampar):** Orang-orang yang terdampar jauh dari kampung halaman dan membutuhkan bantuan untuk pulang.

Haji dan Umrah

Pengertian Haji dan Umrah

Pengertian Haji

Haji merupakan ibadah yang wajib dilakukan oleh umat Islam yang mampu, baik secara fisik maupun finansial, sekali seumur hidup. Haji dilaksanakan pada waktu tertentu, yaitu pada bulan Dzulhijjah, dan dilaksanakan di kota Mekkah, Arab Saudi.

Pengertian Umrah

Umrah adalah ibadah yang mirip dengan haji, namun tidak wajib dilakukan. Umrah dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada saat pelaksanaan haji. Sama seperti haji, umrah juga dilaksanakan di kota Mekkah.

Rukun Haji dan Umrah

Baik haji maupun umrah memiliki rukun yang harus dipenuhi agar ibadah tersebut sah. Rukun haji terdiri dari:a. Ihram, yaitu niat untuk memulai ibadah haji dari miqat (tempat yang ditentukan).b. Thawaf, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali.c. Sa’i, yaitu berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali.d. Wukuf di Arafah, yaitu berdiam di padang Arafah selama waktu yang ditentukan (9 Dzulhijjah).e. Mabit di Muzdalifah, yaitu menginap di Muzdalifah pada malam 10 Dzulhijjah.f. Melontar jumrah, yaitu melempar batu ke tiga tiang (jumrah) di Mina.g. Tahallul, yaitu mencukur atau memendekkan rambut setelah melakukan tahallul.Sedangkan rukun umrah terdiri dari:a. Ihram, sama seperti rukun haji.b. Thawaf, sama seperti rukun haji.c. Sa’i, sama seperti rukun haji.d. Tahallul, sama seperti rukun haji.

Leave a Comment